-->
Kita awali dengan minimnya anggaran pendidikan di Indonesia yang berimplikasi pada mahalnya biaya pendidikan, sampai pada mutu output yang rendah. Menurut hasil survei World Competitiveness Year Book juga pendidikan Indonesia menduduki peringkat ke-53. Atau 38,4 Juta Penduduk Indonesia Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan. Munculnya kembali teror BOM namun yang ini datangnya dari Pertamina. Menjadi negara pengekspor kakao tapi masih mengimpor makanan coklat dari luar. Ada lagi, tim nasional sepak bola yang selalu gagal dalam event-event internasional, suporter yang sering rusuh dalam beberapa laga pertandingan. Yang ini lebih dalem lagi nih, ulah korupsi seperti bang Gayus, mbah Anggodo. Skandal bank Century yang tak kunjung rampung, atau ulah saling seliding dalam tubuh pemerintahan, kalah pemilu lalu lakukan manufer sembunyi-sembunyi, tersandungnya pemimpin KPK, dan rekening gendut perwira polisi. Tari Reog Ponorogo, tari Pendet, dan Batik yang diKlaim oleh negara tetangga. Terakhir ALUTSISTA yang jatuh sendiri sebelum dioperasikan untuk perang, dan masih banyak lagi hal yang ironis dari bangsa ini.
Sebenarnya pada intinya adalah SOLUSI untuk keluar dari fakta pahit yang dialami bangsa ini. Tidak asal menunjuk ini yang salah, itu yang salah, tapi marilah berkontribusi untuk perubahan kearah yang lebih baik. Setiap warga Negara dimanapun tak terkecuali di Indonesia semuanya memiliki peran masing-masing dalam mengisi kemerdekaan, sesuai dengan kemampuan dan ruang gerak yang dimiliki. Melakukan hal kecil demi kebaikan bersama akan lebih baik daripada melakukan hal yang besar untuk kepentingan pribadi semata. Kita bekerja sehari-hari selain untuk diri kita sendiri juga untuk mengisi kemerdekaan yang telah diproklamirkan. Untuk itu marilah bekerja semaksimal mungkin sebagai wujud kontribusi kita kepada bangsa ini. Jangan nodai pekerjaan mulia yang kita miliki dengan tindakan-tindakan kotor. Jika mulai dari hal kecil bisa terwujud maka hal yang besar akan segera terwujud juga. Lakukan perubahan kecil menuju perubahan yang besar. Kemerdekaan yang sebenarnya tidak akan dapat terwujud dengan sendirian, namun dengan kerjasama dari segala lini dengan bermacam perbedaan dan kedudukan semua akan terwujud dengan pilihan waktu yang dapat kita tentukan sendiri.
Cukup sudah bangsa ini mengalami kesakitan dengan beberapa contoh fakta di atas, jangan sakiti lagi dengan hinaan dan cibiran yang ironisnya datangnya dari mulut manis putra-putri negeri ini. Ibu pertiwi kita sudah cukup banyak meneteskan air mata karena kesusahannya. Jangan selalu salahkan bangsa ini, karena yang paling pantas dipersalahkan adalah manusia yang mengisi perjalanan kemerdekaan selama 65 tahun ini. Sebagai wujud nasionalisme kita terhadap bangsa ini marilah kita tanamkan betul-betul sikap malu terhadap pahlawan pendahulu kita yang telah merelakan tumpah darahnya untuk kemerdekaan merah putih. Jangan tanyakan apa yang sudah bangsa ini berikan kepada kita, tetapi tanyalah apa yang sudah kita berikan kepada bangsa ini.
Akhir kata DIRGAHAYU INDONESIAKU MERAH PUTIHMU AKAN SELALU BERKIBAR DALAM SANUBARI!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar